Monday 28 August 2017

Lelucon Mendeskriminasi

Hallo semuanyaa..

Haduhh ini kayaknya postingan pertama aku lagi setelah sekian lama fakum karna lagi-lagi untuk memenuhi urusan perkuliahan, karena kemarin setelah selesai ujian Lab langsung cuss dinas di rumah sakit di beberapa rumah sakit di Gorontalo. Sebenarnya waktu sebelum dinas itu punya keinginan kalau nanti sudah dinas di rumah sakit blog akan tetap di update sama cerita-cerita seru seputar hari-hari aku waktu lagi dinas, tapi kayaknya benar-benar tidak bisa, sebenarnya bukannya tidak bisa tapi untuk membagi waktu dinas, askep, dan waktu istirahat itu membuat waktu kosong aku sempit banget, yah boro-boro mau menulis, untuk membereskan kamar tidur saja waktunya sempit, belum lagi dinas kemarin itu bertepatan sama bulan ramadhan, dan rumah sakit tempat aku dinas itu jauh, butuh 30 menit kalau naik motor dengan kecepat yang terbilang Laju. Dan karena ini tulisan aku setelah seminggu lebih free gak melakukan kegiatan apa-apa soal perkuliahan akhirnya aku sempatin diri untuk menulis disini, yah lebih tepatnya curhat lagi wkwkwk...

Jadi karna dinas aku sudah lewat aku gak akan cerita soal kegiatan aku di rumah sakit waktu itu, tapi soal perubahan yang aku dapatkan setelah dinas, salah satunya perubahan yang sering di sebut-sebut sama orang-orang di sekitar tentang penampilan aku yang mulai terlihat lebih berisi di banding sebelum aku dinas, pertanyaannya kenapa bisa malah lebih terlihat berisi padahal keseharian kita banyak tekanan kita harus bikin askep dan di setor ke Intruktur dan apalagi kita menjalankan ibadah puasa pada waktu itu.. pertanyaan demi pertanyaan, dan dugaan-dugaan yang bikil ilfil sampai timbul rasa jengkel dengan orang-orang yang suka kaget pas ketemu selalu komentarnya soal perubahan berat badan, padahal nih yah ini perubahannya kayak gak drastis banget, naik aja cuman bisa naik 2kg, tapi di komentarin masyaallah.. seandainya kalau aku tinggal di korea sana yang notaben perempuannya selalu berlomba-lomba bagaimana supaya bisa terlihat cantik maka tidak bisa di bayangkan bagaimana stresnya aku memikirkan bagaimana agar bisa dapet duit untuk bisa secantik apa yang orang-orang ingin liat dari aku..

Jadi bingung sendiri sebenanrnya dengan pembahasan kali ini, aku jadi kasihan sama orang-orang yang mengalami diskriminatif terhadap tubuh mereka, mereka merasa tidak puas dengan apa yang ada pada diri mereka. Hal ini bisa terjadi kalau lingkungan selalu mengharuskan seseorang yang sempurna. Aku pernah mengalami kasus deskriminatif terhadap tubuh aku, dan sampai sekarang orang yang selalu memberi komentar seputar wajah aku dll masih nangring manis di sekitar aku, dia teman kuliah dan kita sekelas. Ini mungkin dia yang otaknya hanya terisi sesuatu yang selalu tergambar wanita-wanita indah, makanya jika ada sesuatu yang tidak sesuai menurut dia akan dia komentarin, misalkan bagian tubuh kamu yang kurang menonjol seperti hidung pesek, muka kamu terlalu bulat, payah. Kata-kata yang cuman cocok di ucapkan sama laki-laki bejat sih sebenarnya, meskipun dia sering mengatakan kalau kata-katanya itu dalam konteks bercanda, bagaimana jika seandainya ada seorang yang benar-benar tersinggung sampai suatu ketiga dia akan berusaha untuk mencari cara bagaimana dia menyempurnakan dirinya hanya karna komentar orang padanya..

Aku jadi makin bingung lagi disini, kenapa selalu ada orang yang hanya bisa melihat kekurangan seseorang terus memberikan komentarnya yang menjurus ke melecehkan, padahal mau sebagai mana jeleknya manusia, tetap mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, hanya saja kalau ada yang mendeskriminasi akan secara otomatis dia akan berfikir keras tentang bagaimana dia akan merubah dirinya sesuai dengan apa yang di inginkan orang-orang di sekitar dia dan inilah yang membuat orang-orang gak menjadi diri sendiri dan terkesan munafik. Di sini aku makin bersyukur karna aku gak termakan sama hal-hal yang mendeskriminasi apalagi sampai memaksakan diri untuk menjadi diri yang di inginkan sama beberapa orang yang terbilang bukan siapa-siapanya, meskipun kadang aku risih banget sama komentar-komentar negatif, tapi hanya sekedar risih, karna makin risih lagi sebenarnya kalau sampai aku termakan sama komentar-komentar orang tersebut apalagi sampai memaksakan untuk mengubah jati diri menjadi orang lain hanya demi pergaulan yekan.

Berbicara soal deskriminasi nih, aku mulai ingat lagi pas awal masuk kuliah, di semester-semester awal aku memang banyak diammnya, mungkin ada yang mengagap aku sedikit dungu karna jarang bersuara jika ada diskusi, dan waktu mulai berjalan ada yang berfikir mungkin aku tidak mampu dan sempat mengalami yang namanya gak di anggap, tapi lambat laun aku mulai menampakan diri dengan mulai berbicara di tiap diskusi dan akhirnya orang yang mendeskriminasi aku sekarang menjadi teman untuk bikin tugas kuliah bersama dan kalau melihat lagi kebelakang sih ada beberapa tindakan deskriminatif yang pernah terjadi pas masa sekolah antara aku sama guru juga wkwk guru yang suka pilih kasih sama anak pegawai dibanding aku yang anak seorang pedagang, pernah. Tapi dari situ kita harus meningkatkan kuliatas biar gak sampai kena deskriminasi lagi. Tindahakan deskriminasi ini memang hakikatnya bukan hal yang mudah untuk benar-benar di hapus dalam kehidupan sosial, ini di karenakan budaya dan etis masing-masing orang mungkin berbeda, tetapi sangat di butuhkan kesadaran setiap individu sih, karna saling menghargai itu penting bangett..

Aku cukup prihatin memang, ini karna jiwa menghargai dari tiap orang yang benar-benar kurang makanya sering timbul masalah deskriminasi. Dan kayaknya masalah deskriminasi ini paling banyak kayaknya di daerah Asia, bukannya gimana yaa, ini contohnya indonesia, mungkin di kota yang sudah maju tingkat deskriminasinya sudah jarang, tapi bagaimana dengan daerah-daerah yang masih terbelakang, bukan lagi kadang sih tapi sering karena masih adanya pengaruh yang kuat pada generasinya sebelumnya. Adapun korea yang disini memang tingkat deskriminasi paling tinggi menurut aku karna kelas kecantikan mereka itu memang beda atau terlalu tinggi, bahkan idol yang debut dengan tampang biasa saja mereka protes katanya perlu visual untuk bisa dikenang, kemampuan itu nomor dua. Duh ngerii!!

Yaudah karna aini pembahasannya sudah sampai nyebut-nyebut idol korea segala mending sampai disini dulu dan terima kasih yang sudah membaca..